Di Mojokerto, Tampilan Era 80-an
Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah Lomba Joget Jadul, yang membawa penonton bernostalgia ke era 1980 - 1996-an. Para peserta tampil totalitas dengan pakaian khas zamannya, menghadirkan suasana unik dan berkesan. Tak hanya itu, panggung juga bergemuruh dengan pentas dangdut klasik, menghidupkan kembali kenangan lama melalui irama dan gerak yang khas. Mas Aji, salah satu panitia penyelenggara berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat terus berbagi kebahagiaan.
"Kami ingin acara ini menjadi tradisi, di mana seni bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi jembatan kepedulian sosial. Semoga kehangatan dan kebersamaan ini bisa menggerakkan lebih banyak hati untuk berbagi," tutur Mas Aji. Sementara itu, Mas Koliq, Ketua Seniman Lor’e Kali menyampaikan, dukungannya terhadap kegiatan ini dengan penuh rasa syukur. "Kami menyambut acara ini dengan rasa bungah dan gembira serta bersyukur kepada Allah SWT. Harapan kami kegiatan ini bisa istiqomah setiap bulan suci Ramadan, menjadi ladang kebaikan bagi kita semua," ungkapnya.
Ditambahkannya, dengan acara yang sarat makna ini masyarakat tidak hanya menikmati hiburan, tetapi juga turut serta dalam gerakan sosial yang mempererat persaudaraan. Santunan, seni, dan kebersamaan berpadu menghadirkan keindahan yang lebih dari sekadar hiburan, melainkan kepedulian yang menginspirasi. (*/gus)
foto : istimewa for kabarjatim
teks foto : Komunitas pecinta seni berbagi sedekah kepada anak-anak
yatim dan duafa di bulan suci Ramadan yang penuh berkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar