Kewalahan Layani Permintaan Pasar
"Pertama kali pabrik konveksi ini berdiri tahun 2008. Kami melihat potensi dan peluang besar di Jombang ini mengenai kebutuhan pakaian seragam cukup tinggi. Lalu kami berpikir tak ada salahnya mendirikan pabrik konveksi di Ponpes Tebuireng ini. Alhamdulillah, atas izin dan ridho ALLAH SWT dengan dukungan penuh keluarga Dalem Tebuireng bisa terwujud sampai sekarang ini," tutur Sutrisno yang punya pengalaman menjahit sejak tahun 1985 silam kepada media ini saat diajak meninjau pabrik konveksi, kemarin.
Lebih jauh Ketua Ranting Banser Dusun Tunggorono ini menuturkan, pabrik konveksi pembuatan pakaian seragam ini masih belum mampu melayani permintaan pasar hingga ke luar wilayah Jombang. Pasalnya, untuk kebutuhan konsumen pakaian seragam di Jombang sendiri juga kewalahan. Ia mencontohkan, banyaknya orderan dari perkantoran, sekolah-sekolah dan perusahaan tapi terbatas hanya bisa dilayani di wilayah Jombang sendiri.
Sementara mengenai target berapa per hari yang dikerjakan para karyawannya untuk pakaian seragam, Sutrisno menyebutkan, bisa dihitung rata-rata per karyawan dari jumlah sekitar 40-an tenaga kerja minimal harus menyelesaikan pakaian jadi dua lembar. Berarti produksi pakaian seragam per harinya sampai 80 lembar. Itu pun jumlahnya masih sedikit dibanding permintaan konsumen di Jombang yang cukup tinggi. Meski begitu, pabrik konveksi yang notabene masuk kategori UMKM ini menyediakan stok dalam jumlah banyak jika mendapat orderan secara mendadak. Kemudian soal kualitas bahan kain dan jahitannya tak mau kalah bersaing dengan pabrik konveksi skala besar daerah-daerah lain.
"Soal kualitas bahan dan jahitan, jelas kami tak mau kalah dengan konveksi-konveksi lainnya. Kami mengutamakan mutu layanan sesuai permintaan pasar. Untuk seragam sekolah, seragam kerja, kantor-kantor dan perusahaan banyak mengambil di tempat kami," tutur Sutrisno yang suka berkelakar ini. Ditanya soal harga per potongnya, pria paruh baya yang buka praktek menjahit di rumahnya, Dusun Dayu, Desa Tunggorono ini enggan menyebutkan angka nominalnya, tapi yang jelas kata dia, harganya tidak terlalu mahal.
"Kami berikan harga pokok standar pabrik. Bahan kainnya juga merek pilihan dan semua ukuran kami layani," jelas Sutrisno. Pabrik konveksi bernama Lembaga Kursus dan Pelatihan, Tempat Praktek Ketrampilan Usaha (LKP-TPKU) Pesantren Tebuireng ini selain memiliki mesin jahit modern, juga dilengkapi peralatan mesin bordir otomatis yang mampu menghasilkan pakaian seragam bordiran dalam jumlah banyak. Di konveksi ini juga memproduksi songkok bermacam warna dan ukuran dengan menggunakan merek (branding) Tebuireng. Di tempat ini pula sering dijadikan praktek magang kelompok menjahit dan perorangan yang datang dari luar Kabupaten Jombang. (gus)
foto : istimewa for kabarindonesia
teks foto : Agus Pamuji bersama Sutrisno (kiri) meninjau pabrik Konveksi LKP-TPKU Pesantren Tebuireng Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar