31 Januari 1926 merupakan hari kelahiran NU tepatnya 16 bulan Rajab Tahun 1344 Hijriah di Surabaya, yang genap 100 tahun. NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia dan luar negeri yang didirikan oleh para tokoh ulama kharismatik maupun pejuang gerakan kemerdekaan RI yang tetap berpegang teguh prinsip akidah Ahlusunnah Waljamaah An Nahdliyah.
Sebut saja tokoh sentralistik muasis NU yakni KH M Hasyim Asy'ari, KH Bisri Syansuri, KH Wahab Hasbullah, KH Syaichona Kholil, KH As'ad Samsul Arifin serta masih banyak lagi sederet tokoh ulama NU penting lainnya. Momentum 1 Abad NU ini menjadi sebuah spektrum dalam membangun peradaban manusia modern saat ini, sehingga sangat tepat tema yang diusung dalam Harlah 1 Abad NU yakni 'Mendigdayakan NU, Menjemput Abad Kedua menuju Kebangkitan Baru', dengan balutan yang visioner yaitu Merawat Jagad, Membangun Peradaban.
Sejak berdirinya NU di masa silam hingga kini, sudah berapa besar kontribusi yang diberikan kepada bangsa dan negara ini demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Maka, tidak diragukan lagi ormas Islam terbesar ini selain ormas Islam Muhammadiyah punya peran, tanggung jawab dan andil besar dalam pelaksanaan pembangunan di segala bidang.
Negara dan Pemerintah RI tentu sangat bersyukur sekali atas hadirnya NU di tengah-tengah kemajemukan dan keberagaman masyarakat Indonesia, yang tetap istiqomah membela, menjaga dan merawat Kebhinekaan Tunggal Ika dalam bingkai NKRI. Tekad bulat NU menjaga NKRI harga mati menjadi tujuan utama yang esensial, ketika bangsa dan Negara Indonesia saat ini tengah menghadapi beratnya tantangan zaman yang serba dinamis dan terbuka, sehingga sangat diperlukan dukungan, senergisitas dan kolaborasi dengan elemen-elemen masyarakat lainnya agar NKRI dan Pancasila tetap jaya.
NU sebagai organisasi jam'iyyah yang memiliki karakteristik bukan hanya soal amaliah-amaliah sunahnya semata, melainkan juga bagaimana peran dan tanggung jawab NU dalam menjaga keseimbangan antara kelompok masyarakat yang pro-kontra dalam sistem demokrasi dan kekuasaan yang dijalankan pemerintahan yang sah di negeri ini. Dua ormas besar NU dan Muhammadiyah merupakan dua sayap yang diharapkan mampu membentengi NKRI dalam menghadapi ancaman global atas munculnya kelompok radikalisme dan ekstremisme di Indonesia bahkan luar negeri.
Seperti kemajuan teknologi informasi dan digitilisasi di era modern ini, maka menjadi kunci sukses bagaimana peran NU dalam menyiapkan tenaga SDM yang unggul, tangguh dan profesional yang dibutuhkan bangsa dan negara. Karena itu, NU dan Muhammdiyah adalah dua sayap besar yang tidak boleh patah untuk tetap menjaga benteng NKRI.
NU khususnya, pasca resepsi puncak Harlah 1 Abad NU di Delta Sidorajo itu tetap tidak boleh hanyut dalam hiruk pikuk acara seremonial yang menghabiskan anggaran ratusan miliaran saja, tetapi bagaimana NU dengan segala macam perangkat organisasinya, seperti badan otonom (banom) di antaranya Banser, Ansor, Pagar Nusa, Muslimat, Fatayat, IPNU, ISNU, Aswaja Center, Lazisnu, LDNU, Lesbumi, Ishari dan LBHNU menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan yang dimiliki oleh PBNU sampai jajaran di bawahnya agar tetap solid, masif dan sistemik dalam menyambut NU Abad Kedua di masa mendatang. (*)
Penulis : Agus Pamuji, mantan wartawan SKH Balikpapan Pos (Grup Kaltim Post), Pegiat Medsos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar