KEPUTUSAN pengunduran diri Ketum
PSSI Edy Rahmayadi patut kita hargai. Secara gentle Edy mengakui mundur sebagai
Ketum PSSI karena gagal menjalankan tugas sebagai pucuk pimpinan PSSI. Sangat
jarang pimpinan yang mau mengakui kegagalan dan mundur dari jabatan yang
diembannya.
Banyak pekerjaan rumah yang harus
segera dilakukan oleh Ketum yang baru guna membenahi dunia persepakbolaan tanah
air. Harus kita akui beberapa waktu belakangan prestasi Timnas Sepakbola
Indonesia masih belum bisa menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Hal ini juga diperparah dengan
terkuaknya kasus mafia sepakbola, terkait dengan pengaturan skor. Satgas Anti
Mafia Bola menemukan adanya mafia bola di Liga 2 dan Liga 3 PSSI. Sejumlah
tersangka pun telah ditetapkan aparat kepolisian dalam kasus tersebut.
Saya berharap Ketum PSSI yang baru
harus benar-benar memahami tentang persepakbolaan Indonesia dan dapat memajukan
prestasi anak bangsa melalui sepak bola, baik di dalam negeri maupun
mancanegara. Termasuk menyelesaikan karut marut permasalahan yang ada.
Saya juga berharap agar kongres PSSI
dapat menghasilkan teknik dan cara mengembangkan serta memajukan persepakbolaan
Indonesia dan dapat membersihkan sepak bola Indonesia dari para mafia yang
telah merusak serta merugikan kancah persepakbolaan Indonesia. (bamsoet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar