SURABAYA,
KABARINDONESIA.CO.ID-Untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, Rumah Sakit Bedah Surabaya
(RSBS) saat ini mengembangkan jasa pelayanan kesehatan di rumah atau Home Care
(HC). Dengan pelayanan ini pasien bisa lebih merasa nyaman, karena
perawatan tidak dilakukan di rumah sakit, melainkan rumah sendiri.
“Rasa
nyaman, hommy itu diharapkan akan mempengaruhi psikologis
pasien sehingga cepat sembuh,” kata Siti Asror R Amd. Kep, PIC
keperawatan RS Bedah Surabaya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pelayanan HC tersebut
RSBS mencanangkan program 1.000 bed. “Makna dari 1.000 bed atau tempat tidur
tersebut adalah 1.000 tempat tidur di rumah masing-masing pasien,”
papar Siti Asror sambil jelaskan saat ini tenaga HC yang disediakan
oleh RSBS adalah jasa tenaga fisioterapi, perawat serta bidan.
Siti Asror yang sudah lama menekuni bidang keperawatan
dan pengembangan HC menguraikan bahwa HC lebih banyak digunakan sebagai
tindakan perawatan lanjutan setelah pasien keluar dari rumah sakit. Tidak hanya
kenyamanan serta ringan dalam hal biaya, namun ada sakit-sakit tertentu yang
tidak perlu berlama-lama di rumah sakit karena bisa dilakukan perawatan di
rumah.
Salah satu contoh yang perlu pelayanan jasa seorang HC,
misalnya pasien cedera tulang selesai operasi tidak perlu berlama-lama
tinggal di rumah sakit, jika hanya menunggu proses pemulihan maka bisa
mendatangkan tenaga fisoterapi ke rumah. “Tenaga fisioterapi akan mengajari
bagaimana melatih berjalan, relaksasi untuk mengembalikan fungsi bagian tubuh
yang baru dioperasi,” tambah Siti Asror.
Contoh lainnya untuk pasien dari dokter bedah digestif
yang baru saja dilakukan pembuatan anus buatan. Untuk mengajari bagaimana
memasang pack penampung kotoran sekaligus menjaga kebersihan di
sekitar anus, maka diperlukan perawat HC untuk mengajari pasien sekaligus
keluarganya.
“Semua tindakan
itu tidak harus menginap di rumah sakit cukup dilakukan jasa seorang perawat
untuk datang ke rumah,”.
Demikian pula bagi ibu muda yang baru saja melahirkan
juga bisa memanfaatkan jasa HC seorang bidan. Misalnya, untuk mengajari
memandikan bayi, mengajari posisi menyusui yang benar, sampai merawat luka
pusar dan sebagainya.
“Kalau semua ini dilakukan oleh jasa bidan Home Care kan
lebih praktis, enak, juga nyaman,” imbuh Siti Asror.
Bahkan untuk pasien yang sudah divonis oleh dokter
sakitnya sulit untuk disembuhkan dan diperkirakan hidupnya tidak lama lagi,
maka jasa perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi selama berada di rumah.
“Apalagi ada sakit-sakit tertentu pasien mengalami sakit luar biasa sehingga
perlu suntikan obat untuk meredakan nyeri, atau pemasangan selang sonde untuk
saluran makanan cair dan lain-lain,“ kata Siti Asror sambil jelaskan untuk
kasus seperti ini jasa perawat HC bisa 24 jam penuh dengan sistem shift.
Petugas HC sendiri lanjut Siti Asror tidak
sekadar membantu melakukan tindakan-tindakan medis, tetapi juga mengedukasi
pasien dan keluarganya agar bisa mandiri sehingga kedepannya tidak bergantung
pada jasa perawat.
Yang tak kalah pentingnya adalah petugas HC juga
memiliki kemampuan untuk komunikasi sekaligus bisa memotivasi pasien. Karena
orang sakit tidak hanya fisiknya tetapi psikologisnya kadang juga demikian.
Karena itu peran komunikasi verbal seorang HC sangat dibutuhkan untuk memompa
semangat pasien agar kembali bugar.
SURAT
PERINTAH DOKTER
Untuk memberikan pelayanan yang prima pada pasien pihak
RSBS akan menugaskan perawat, bidan atau seorang fisoterapi yang memiliki
kecakapan diatas rata-rata atau memiliki kualifikasi khusus. “Karena ketika
perawat, bidan atau fisoterapi yang mendapat tugas melayani
pasien maka harus mandiri dan bisa menentukan sikap ketika
menghadapi masalah,” papar Siti Asror yang bisa menggunakan jasa HC semua
pasien dengan berbagai jenis penyakit.
Tetapi yang perlu diingat mekanisme seorang tenaga HC
tidak bisa melakukan penanganan medis meski ada permintaan dari pasien atau
keluarganya namun juga harus mendapat surat dari Dokter Penganggung Jawab
Pasien (DPJP) yang menangani pasien yang akan dirawat tersebut.
Dokter penanggungjawab tersebut lanjut Siti
Asror, akan memberi tahu jenis sakit yang diderita pasien sekaligus tindakan
apa saja yang harus dilakukan. Sehingga apa saja yang dilakukan perawat tetap
terukur sesuai dengan arahan DPJP.
Pasien yang akan ditangani petugas HC dari RSBS tidak
harus selalu pasien yang habis menjalani perawatan dari RSBS, tetapi bisa saja
dari rumah sakit lain. “Bagi kami yang penting petugas HC RSBS mendapat surat
dari DPJP, karena surat tersebut menjadi pegangan sekaligus acuan dari petugas
HC apa yang dia harus lakukan selama melakukan penanganan pada pasien,” kata
Siti Asror sambil menjelaskan bahwa selama proses perawatan petugas HC akan
melakukan komunikasi dengan DPJP.
Yang berminat menggunakan jasa HC RSBS sangat mudah,
cukup menghubungi costumer service RSBS selanjutnya pihak RSBS akan
menyambungkan ke bagian divisi HC. “Tetapi sekali lagi syaratnya
sebelum menjalankan HC pihak RSBS minta surat dari DPJP sebagai pegangan,”
papar Siti Asror sambil jelaskan bahwa yang mengajukan HC bisa
pasien sendiri atau keluarganya.
Jadwal kunjungan petugas HC untuk datang ke rumah pada
umumnya bisa pagi, siang atau sore sesuai yang diperjanjikan. Namun untuk kasus
sakit-sakit tertentu juga dimungkinkan untuk mendampingi pasien selama 24 jam
penuh dengan sistem dua kali shift.
Soal harga Siti Asror menjamin jika tenaga HC RSBS sangat
kompetitif dan terjangkau masyarakat. “Kami memastikan jasa HC yang kami
berikan harganya terjangkau kok,” papar Siti Asror. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar