Dokter Anna Surgean Veterini, SpAn KIC
Ahli Anestesi RS Bedah
Surabaya
dr Anna Surgean Veterini |
Pertama, sebelum tindakan
operasi seorang dokter anestesi akan melakukan pemeriksaan kepada pasien.
“Pemeriksaan itu sangat penting, sebab dokter anestesi bisa melihat bagaimana
kondisi psikis dan fisik si pasien, sejauh mana kesiapan mental dan fisiknya,”
kata Anna.
Pemeriksaan pra-anestesi,
dilakukan dokter anestesi dibantu oleh perawat dimulai dengan menanyakan
tentang riwayat pasien di antaranya: apakah pasien pernah mengidap suatu
penyakit, apakah alergi terhadap jenis obat-obatan tertentu, apakah menjelang
operasi tersebut juga tengah mengkonsumsi obat-obat jenis tertentu, operasi itu
sendiri, karena akibat kecelakaan atau tidak, apakah operasi yang akan
dilakukan adalah operasi darurat atau terencana?
“Ini adalah prosedur standar
yang harus dilalui sebelum dilakukan anestesi menjelang masuk kamar operasi.
Pemeriksaan standar tersebut sangat penting, sebab akan berhubungan dengan
teknik anestesi sekaligus jenis obat anestesi yang akan dimasukkan ke dalam
tubuh pasien,” papar Anna.
Dia menambahkan bahwa sebelum
operasi dilakukan, pasien juga harus menjalani puasa dalam waktu tertentu.
Terutama pada operasi besar yang melibatkan pasien berada di bawah pengaruh
anestesi umum. Anestesi umum membuat pasien tidak sadarkan diri, sehingga tidak
dapat merasakan apapun dan pasien juga tidak menyadari apa saja yag tengah
berlangsung selama prosedur operasi dilaksanakan.
Jika perut terisi makanan,
maka pasien bisa muntah kondisi ini bisa berisiko terutama saat berada dalam
kondisi di bawah anestesi. Saat berada di bawah anestesi, refleks tubuh pasien
dihentikan untuk sementara. Kombinasi anestesi yang melumpuhkan tubuh dan
intubasi (memasukkan lubang atau pipa melalui mulut atau hidung untuk
pertukaran udara) memungkinkan pasien menghirup muntahan dan isi perut ke dalam
paru. Kondisi ini disebut dengan aspirasi paru dan dapat menyebabkan komplikasi
serius, seperti infeksi, pneumonia, dan kesulitan bernapas, yang dapat
membahayakan kondisi pasien.
Anestesi ada tiga macam,
yaitu:
* Pertama adalah general
anestesi, yaitu pasien ditidurkan selama operasi berlangsung.
* Kedua, regional anestesi,
dimana yang dianestesi atau yang dimatirasakan hanya separuh bagian tubuh saja,
contohnya dalam kasus ibu menjalani operasi caesar
* Ketiga, adalah periperal nerve
block atau anestesi hanya pada bagian-bagian yang dioperasi saja.
“Misalnya kalau yang luka
adalah tangan dan mau dijahit, maka
hanya sekitar luka saja yang disuntik supaya mati rasa agar pasien nyaman.
Pasien tentu tidak merasa kesakitan selama operasi. Sebelum semua dimulai di
kamar operasi, kami (dokter dan petugas medis) selalu memulai dengan recek
segala sesuatunya, dan berdoa dipimpin oleh dokter anestesi,” imbuh Anna.
Setelah operasi selesai,
masih ada tindakan lanjutan yang harus dilakukan, yaitu begitu keluar dari
kamar operasi kemudian dimasukkan ke ruang recovery room (RR) atau ruang
pulih sadar. Setelah minimal dua jam di RR, bagi pasien yang tidak terlalu
berat operasinya, maka bisa langsung dipindah ke kamar rawat inap atau pulang
langsung. Tetapi kalau selama di RR kondisinya kurang bagus maka akan langsung
dimasukkan ke ICU supaya bisa dipantau lebih cermat. “Tetapi ada operasi berat
misal pembedahan kepala, usia lanjut atau selama operasi mengalami perdarahan
cukup banyak maka usai keluar ruang operasi biasanya langsung dimasukkan ke
ruang ICU untuk dipantau,” jelas Anna.
Agar tidak menimbulkan nyeri
paska operasi, maka dokter anestesi akan memberikan obat anti-nyeri sebagai
penghilang rasa sakit agar pasien lebih nyaman. Kendati semua sudah
direncanakan dengan sangat baik sesuai standar, tetapi yang perlu ditegaskan
kepada pasien dan keluaraganya bahwa sekecil apapaun dalam sebuah tindakan
medis tidak ada yang tidak mengandung risiko. Karena itu sebelum operasi,
dokter harus memberikan inform consent atau penjelasan yang cukup kepada
pasien atau keluarganya tentang hal-hal tersebut.
“Penjelasan ini sangat
penting agar pasien atau keluarganya bisa memahami meski seorang dokter sudah
menjalankan tindakan sesuai standar, tetapi dalam hal-hal tertentu bisa terjadi
diluar kendali,” jelas Anna yang minta agar selama operasi keluarga bisa
menunggui, sehingga kalau terjadi sesuatu dokter bisa segera memberitahu kepada
keluarga pasien.(pr/ps)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar