Suyoso Nantra |
BALIKPAPAN,
KABARINDONESIA.CO.ID-Rakyat sudah merasa muak dan jenuh dengan
bertubi-tubinya persoalan politik di negara ini, baik di tingkat daerah
hingga nasional.
Termasuk
persoalan hak angket terhadap KPK yang dilakukan DPR RI, disebut-sebut
membuat rakyat makin jenuh, sepatutnya harus bersama-sama dan sinergi
membangun negeri, malah membuat kondisi gaduh dan tidak ada terlalu
banyak manfaatnya bagi rakyat.
Ketua KPK Agus Rahardjo |
"Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) harusnya dikuatkan, bukannya dilemahkan atau
dikriminalisasi. Kerja nyata KPK jelas, dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi, termasuk saat ini tengah menyasar mega korupsi
e-KTP. Jangan dilembahkan, adanya hak angket DPR terhadap KPK, membuat
rakyat hilang kepercayaan kepada anggota DPR," sebut pemerhati sosial
politik tanah air, Suyoso Nantra SSos MM.
"Berilah contoh
yang baik kepada rakyat Indonesia, jangan pertontonkan dagelan atau
sikap kekanak-kanakan. Rakyat sudah tahu dan paham, apa kerjanya anggota
DPR di pusat? Harus punya rasa malu, kalau salah sebaiknya mundur
saja, ganti dengan kader partai yang lain. Saya yakin, masih banyak
kader partainya yang baik," imbuh Suyoso Nantra.
Sikap dewasa dan
punya rasa malu, menurut Suyoso Nantra belum dicontohkan para anggota
DPR yang getol mengusung hak angket terhadap KPK. Menurut Suyoso, KPK
yang menyasar kasus korupsi e-KTP dimana melibatkan banyak anggota DPR
RI, disinyalir membuat serangan balik dari DPR.
"Punyalah rasa
malu, jangan ribut terus, bangunlah bersama-sama negeri ini. Jangan
korupsi, bantu KPK dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Kasihan
rakyat Indonesia kalau ribut terus nggak ada manfaatnya," seru Suyoso.
Suyoso mengajak
era modern saat ini, berusahalah menjadi pahlawan-pahlwan atau pejuang
dengan memikirkan rakyat, tidak hanya memikirkan diri sendiri. "Pangeran
Diponegoro, Jenderal Sudirman, benar-benar berjuang untuk rakyat tanpa
pamrih. Jadilah semangat pahlawan seperti mereka, dengan tidak
memikirkan diri sendiri bagi pejabat atau anggota Dewan. Pikirkanlah
rakyat dan bangsa ini, kalau salah ya akui dan mundur saja. Berjiwalah
ksatria," harap Suyoso Nantra. (tw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar