Jama Loge sang Pegiat Seni asal
PPU
Masyarakat
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mungkin sebagian besar belum banyak mengenal
sosok pemuda asal Kecamatan Waru ini. Namanya Jama Loge, siapa sangka pria
berusia 34 tahun ini memiliki jadwal kegiatan begitu padat di dunia seni
khususnya seni tari yang digelutinya. Bahkan dalam tahun 2016 ini saja, dirinya
telah dan akan mengikuti berbagai festival seni di Jawa. Bisa dikatakan
namanya lebih dikenal di luar daerah dibandingkan di daerahnya sendiri Kabupaten
PPU.
Jama Loge |
Sejak lima
tahun terakhir, tepatnya mulai tahun 2010 lalu, pemuda ini telah menggeluti dunia
seni di Kabupaten PPU. Namanya
memang belum banyak dikenal di kalangan masyarakat PPU, Namun kiprahnya siapa
sangka telah banyak dikenal di luar hingga tingkat nasional bahkan internasional sebagai pelatih seni tari, pencipta lagu
dan pemerkasa sebuah kegiatan seni.
Ya, semua itu
berkat kegigihan pemuda ini mendalami dunia seni yang ia senangi sejak kecil dulu. Khususnya seni tari dan
musik. Tak tanggung-tanggung,
dalam beberapa tahun terakhir ini, dirinya kerap sibuk karena memperoleh
undangan di berbagai festival pagelaran seni di seluruh Indonesia.
Dikatakan Jamal, pada 1-5 November 2016 mendatang,
dirinya kembali akan mengikuti kegiatan Indonesian Dance Festival (IDF)
bertaraf internasional di Jakarta sebagai koreografer seni muda berprestasi
khususnya seni tari. Menurut pemuda yang juga pencipta lagu Buen ini bahkan
kerap berbaur dengan sejumlah artis ibu kota dalam berbagai kegiatan di
Jakarta.
Berbagai prestasi beberapa tahun terakhir juga
telah diraihnya. Di antaranya tahun 2015 lalu dirinya berhasil meraih juara
terbaik satu seni tari dan sebagai
penyanyi terbaik dua tingkat provinsi Kaltim. Kemudian berbagai penghargaan
tingkat nasional juga telah diraihnya di antaranya Internasional Festival yang
diselenggarakan di Solo Jawa Tengah dan Festival Tumenggungan yang dilaksanakan
di Banyuwangi belum lama ini.
Dikatakan dia, saat ini dirinya juga tengah aktif
menjadi pengajar dan pelatih seni di
sejumlah sekolah di wilayah Kabupaten PPU. Di antaranya adalah di SMAN 2 PPU,
SMPN 13 PPU, SMP 05 PPU dan beberapa sekolah dasar di Kabupaten PPU.
“Dari kegiatan-kegiatan disejumlah sekolah inilah penghasilan yang diperoleh dapat kami gunakan
untuk pengembangan usaha seni yang ada,“ jelasnya lagi.
Saat ini sanggar tari yang dipimpinnya di antaranya
sanggar seni petikan dawai arstistik yang berada di SMAN 2 memiliki anggota
sebanyak 25 orang. Sanggar seni tersebut bahkan beberapa kali telah mengikuti
festival seni hingga nasional. Kemudian ada juga sanggar seni Pandopo Agung
yang berada di kediamannya di Kecamatan Waru memiliki murid sebanyak 10 orang
khususnya dalam bidang lagu-lagu daerah.
“Daerah kita
ini kaya akan berbagai seni. Semua itu dapat kita kembangkan dengan
sebaik-baiknya untuk kemjuan. Sehingga tanpa anggaran besar pun pasti
kita bisa maju, jika dengan
sungguh-sungguh,“ jelas dia dengan semangat.
Ia menjelaskan, banyak kesenian daerah di PPU yang masih perlu mendapat
sentuhan-sentuhan dari pecinta seni. Seperti salah satunya adalah kegiatan Buen Festival yang baru saja
usai dilaksanakan di Kecamatan Waru. Festival tersebut kata dia pada awal merupakan gagasan dirinya sebagai anggota Jaringan Kampung Nusantara (Japung). Kemudian dirancang sedemikian rupa sehingga festival tersebut sukses dilaksanakan
di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar