oleh : Andi Ar Evrai /kabarkaltim.co.id
Penulis dan Syahrul Yasin Limpo |
MUNGKIN sudah puluhan kali
saya datang ke kota Makassar, tetapi kedatangan kali ini ke kota Anging Mamiri
adalah sesuatu yang spesial. Sebab kedatangan saya hanya untuk menemui Syahrul
Yasin Limpo (SYL) Gubernur Sulawesi Selatan, yang selama ini hanya gambarnya
saja yang bisa saya lihat di sudut-sudut kota Makassar.
“Bapak, siap menerima Mas
Andi besok jam 08.00 pagi di rumah jabatan,” kata orang kepercayaan SYL saat menemui saya di sebuah hotel dekat rumah
jabatan Gubernur Sulsel.
Maka, begitu besok paginya,
saya pun mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk bertemu dengan
SYL, maklum agenda kali ini hanya sebuah urusan pribadi berkenaan dengan
persiapan Munas Partai Golkar, dimana SYL adalah seorang calon ketua umum yang
paling diperhitungkan.
Setelah sarapan pagi saya pun
didampingi oleh orang kepercayaan SYL menuju rumah jabatan Gubernur, rumah
jabatan yang berdiri di atas tanah 2 hektare ini warisan bangunan zaman Belanda,
seluruh bentuk bangunan masih asli dengan gaya Eropa kuno, bahkan dindingnya
pun sangat kokoh sebagaimana bangunan-bangunan sejarah yang ada di Indonesia.
“Bangunan ini sengaja
dipertahankan bentuk aslinya karena masuk dalam cagar budaya,” kata orang
kepercayaan SYL.
Baru menunggu beberapa saat
di ruang tamu, SYL pun mempersilakan saya untuk masuk…..yang ternyata saya pun
diterima di ruang makan keluarga, saat itu terlihat SYL sedang didampingi oleh
ajudannya menyelesaikan berbagai dokumen yang harus ditandatangani.
Hmmm….dalam hati saya,
ternyata inilah dia legenda hidup Pemimpin Sulawesi Selatan yang daerah
pemerintahannya melebihi daerah kekuasaan Sultan Hasanuddin. Penampilannya
sederhana, gagah, tinggi semampai dan masih terlihat muda.
“Assalamualaikum, apa kabar
Andi ?” sapanya, sambil menyalami saya.
“Alhamdulillah, baik Pak
Gubernur,” jawab saya dengan sedikit gugup karena tidak menyangka disapa dengan
penuh keakraban.
“Kapan sampai di Makassar dan
menginap dimana?,” tanyanya lagi.
“ Sampai sore kemarin Pak
Gubernur, dan saya nginap di hotel sebelah,” jawab saya yang masih belum bisa
menghilangkan kegugupan karena menghadapi Pemimpin Sulsel ini.
“Waduh, kok nggak tidur aja
(maksudnya di lantai 2 rumah jabatan Gubernur), kan ada kamar kosong satu,” kata SYL sambil
tersenyum (dari bahasa ini terlihat
bahwa SYL begitu penuh kekeluargaan dalam berkomunikasi).
Setelah berbagai basa-basi
sebagaimana layaknya seorang yang lama tidak bertemu, saya pun menyampaikan
berbagai perkembangan dan harapan masyarakat kepada SYL.
“Pak, sebagai masyarakat
umum, saya dan teman-teman dari Kalimantan sangat mendukung bapak untuk maju
menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar,” kata saya.
Selain itu saya pun juga
menyampaikan harapan dan doa dari salah seorang tokoh Kalimantan untuk
kesuksesan SYL dalam Munas Partai Golkar nanti.
SYL ini merupakan pemimpin
yang sudah berpengalaman malang melintang di Partai Golkar maupun di
pemerintahan, dirinya memulai karier dari bawah, dari seorang pegawai biasa lalu
menjadi Lurah, Camat kemudian menjadi Bupati Gowa dan selanjutnya menjadi
Gubernur Sulsel untuk periode kedua. Di Partai Golkar pun dirinya juga berkarier
dari tingkat bawah dari Kelurahan, Kecamatan kemudian naik ke Kabupaten dan
selanjutnya menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sulsel, di sini bisa dilihat
kegigihan dan kesuksesan dia sebagai seorang pemimpin yang merangkak dari bawah.
Jenjang kepemimpinan yang dia lalui ini telah menjadikan SYL seorang pemimpin
yang sukses dan dicintai oleh rakyat Sulsel.
Dimasa kepemimpinan SYL ini,
Sulsel mengalami surplus beras karena petani yang tadinya bercocok tanam hanya
mengandalkan air hujan sehingga hanya bisa panen setahun sekali, tetapi oleh
SYL di berbagai daerah dia bangunkan bendungan dan pengairan sehingga para
petani pun bisa panen 3 kali dalam setahun.
Saya pernah datang ke
kabupaten Luwu di ujung Sulsel, dan bertemu dengan petani disana, mereka pun
menceritakan bahwa sebelum dibangunnya bendungan dan pengairan di daerah
mereka, hasil panen hanya terjadi sekali saja setiap tahun, tetapi sejak
dibangunkannya bendungan dan pengairan oleh Pemerintah Provinsi, mereka pun
bisa mengalami 3 kali panen sehingga ekonomi mereka pun bisa meningkat.
Gairah ekonomi masyarakat
Sulsel dibawah kepemimpinan SYL ini memang meningkat tajam, karena SYL
melaksanakan program pembangunan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Melihat hasil panen yang begitu menumpuk, SYL pun sebagai pemimpin
tidak hilang akal, dia pun melakukan kerjasama dengan Gubernur DKI untuk
mengirim beras dan hasil pertanian Sulsel ke Jakarta, sehingga berapa pun hasil
panen rakyat Sulsel pasti terjual habis karena dijual ke daerah lain khususnya
Jakarta.
Melihat sedikit hasil karya
kepemimpinan SYL ini dan kualitas leadership yang dia miliki, saya yakin
dirinya sangat cocok untuk memimpin Partai Golkar ke depan, bahkan tidak
mustahil SYL bisa membangun dan memajukan Partai Golkar dan bisa meraih kejayaannya lagi seperti dulu.
Setelah berbincang cukup
lama, saya pun mohon pamit kepada SYL yang saat itu dirinya juga sudah ditunggu
oleh tamu lain.
“Memang Andi sering datang ke
Makassar,” tanyanya saat saya berpamitan.
“Sering Pak Gubernur,
kebetulan dulu istri saya sempat mengambil program dokter spesialis di
Universitas Hasanuddin, dan saya terpaksa bolak-balik ke Makassar,” jawab saya.
“Hahaa….berarti kita sama
dong, istri saya juga seorang dokter yaitu dokter gigi,” kata SYL sambil
mengantarkan saya ke depan ruang makan.
“Terima kasih Pak Gubernur
atas waktunya, semoga Allah SWT mengabulkan cita-cita bapak untuk menjadi Ketua
Umum Partai Golkar,” kata saya sambil menyalami tangannya dan berlalu dari
hadapannya untuk meninggalkan rumah jabatan Gubernur Sulsel. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar