REPORTASE : TIM KABAR INDONESIA
TAMAN
Komik Nusantara telah sukses menggelar kegiatan besar Temu Sambung Rasa bertema “Spirit
Kepahlawanan dalam Bhinneka Tunggal Ika” pada Sabtu, 14 November 2015
di Museum Nasional Jakarta, yang diikuti sekitar 200 peserta pelajar muda. Taman Komik Nusantara
menyuguhkan serangkaian kegiatan berupa Dialog Kebangsaan, Workshop
Pencak Silat, Pentas Seni, Festival Komik Budaya Nusantara dan Cerdas Cermat Heuristik.Sungguh hari istimewa ketika makna pendidikan hadir dalam bentuk
gerakan sadar budaya di level
publik secara terbuka sehingga masyarakat memandang bahwa
pendidikan berbasis kebudayaan juga bisa diciptakan di museum
sebagai rumah budaya dan penjaga aset bangsa yang bersejarah. Kegiatan ini
bekerja sama dengan para pelajar di wilayah Bekasi dan Jakarta serta pihak
Museum Nasional.
Komunitas yang menggerakkan
anak muda dalam pembuatan komik kreatif ini memperingati Hari Pahlawan bertema
“Spirit Kepahlawanan dalam Bhinneka Tunggal Ika” dengan semangat juang berupaya
melestarikan budaya Nusantara dan menciptakan taman belajar yang menyenangkan
dan humanis sesuai Tut Wuri Handayani.
Kegiatan ini dibuka dengan “Dialog
Kebangsaan” dari narasumber yang kompeten menarasikan tentang sejarah Pencak
Silat sebagai salah satu bentuk seni budaya yang memiliki kontribusi sejarah
dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Narasumber yang bersedia
memberi materi dialog interaktif sekaligus workshop Pencak Silat adalah
M Walid dan Galih Iman yang memiliki dedikasi dalam upaya pelestarian seni
budaya Pencak Silat.
Acara diselingi dengan pentas seni yang menghadirkan
dinyanyikannya lagu Gugur Bunga dan Pantang Mundur diiringi permainan biola dari
Imanuel Sandi Hamonangan serta disuguhkan pula tarian daerah dari Jawa Barat.
Setelah itu ditampilkan festival pembuatan komik yang
bertema “Pahlawan Masa Kini dan Lingkungan” dan mengapresiasi karya di depan
umum serta ditutup dengan Lomba Cerdas Cermat Heuristik yang melibatkan sebagian
peserta kegiatan. Dari seluruh rangkaian kegiatan tersebut diharapkan para
pelajar muda memiliki wawasan kebangsaan, meneladani perjuangan tokoh pahlawan
pendidikan bangsa di masa lampau dan mencintai sejarah serta seni budaya
Nusantara yang luhur dan beraneka ragam (Bhinneka Tunggal Ika).
Taman Komik Nusantara
yang didirikan oleh Endah Priyati dan bertepatan dengan Hari Pendidikan
Nasional, 2 Mei 2015 ini memiliki visi merawat budaya Nusantara melalui komik
kreatif anak bangsa, pada hakikatnya sejalan dengan tujuan utama pendidikan.
Tujuan utama dari pendidikan adalah memanusiakan manusia atau membangun
karakter seseorang menjadi baik dan positif. Di dalam pendidikan diperlukan
media untuk mempermudah penyampaian pesan yang akan ditransferkan kepada
anak-anak. Salah satu media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
adalah komik. Kata komik sebenarnya berasal dari bahasa Inggris “comic” yang
berarti segala sesuatu yang lucu serta bersifat menghibur.
Komik merupakan media
pembelajaran yang sangat potensial. Aspek visual merupakan salah satu yang
ditawarkan oleh komik. Berbeda dengan televisi yang lebih memaksa mata dan
telinga, komik mendorong kita untuk mengoptimalkan mata untuk mencermati
panel-panel dan teks yang disertakan. Kebanyakan orang merupakan pebelajar
visual yang mengasosiasikan kepingan informasi dengan imaji tertentu.
Jadi,
komik dapat digunakan untuk menolong khususnya anak-anak dalam pembelajaran
pada hampir seluruh topik. Dengan demikian festival pembuatan komik diharapkan
dapat memberi kontribusi positif dalam menumbuhkan rasa cinta pada budaya
Nusantara, seperti gambar wayang yang menampilkan tokoh-tokoh Punakawan. Dalam
kegiatan Cerdas Cermat Heuristik ini diikuti oleh sekitar 28 peserta kemudian
dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok ada yang menamakan
kelompok mereka seperti Semar, Petruk, Arjuna, Srikandi, Gatotkaca, Bima, Yudistira,
dan sebagainya. Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar mereka punya kemampuan untuk
berbagi gagasan dan piawai bekerjasama dalam sebuah tim. Setelah sketsa selesai
digambar mereka mewarnai secara bersama-sama dan dipublikasikan di depan umum.
Pemenang dari festival pembuatan komik ini diberikan hadiah berupa piala dan beberapa
hadiah menarik dari Museum Nasional. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar